Kupang, 30 September 2024 – Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang menggelar kuliah umum Program Studi Pendidikan Biologi pada tahun 2024 dengan tema “Potensi Mega Biodiversitas Indonesia dan Inovasi Produk Bioteknologi Ramah Lingkungan”. Acara yang berlangsung di Aula Alfa selama 2 hari tersebut (26-27 September 2024) menghadirkan sejumlah narasumber ahli, termasuk Dr. Yumris Amekan, S.Si., M.Biotech., Ph.D., Dr. Evert Y. Hosang, M.Si., dan Dr. Freedy Karwur, M.Sc., Ph.D., yang membahas kekayaan biodiversitas Indonesia serta pemanfaatannya melalui bioteknologi berkelanjutan.

Dalam sambutannya, Wakil Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UKAW, M. Rambu P. Wasak, S.Pd., M.Pd., menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya acara ini. “Kami berharap materi yang disampaikan dapat bermanfaat bagi mahasiswa, khususnya dalam memahami potensi biodiversitas dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya, sekaligus membuka acara secara resmi.


Kekayaan Mikrobial dan Bioteknologi Berkelanjutan
Dr. Yumris Amekan, dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) yang ahli di bidang bioteknologi mikrobial, memaparkan potensi mikroorganisme dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dan ekonomi. Ia menyoroti kekayaan mikrobial Indonesia yang tersebar di berbagai habitat, mulai dari tanah, laut, hingga lingkungan ekstrem seperti kawah air panas. “Dalam 1 gram tanah saja, terdapat sekitar 1 miliar mikroorganisme dengan 10.000 hingga 100.000 spesies. Ini jauh melampaui jumlah spesies mamalia di dunia,” ungkapnya.
Yumris juga menekankan pemanfaatan mikrobia untuk mengatasi masalah lingkungan, seperti degradasi limbah dan produksi energi terbarukan seperti bioetanol, biogas, dan biodiesel. Ia menggarisbawahi pendekatan ekonomi sirkular, di mana limbah seperti jerami padi dapat diolah menjadi produk bernilai tinggi, seperti asam asetat, melalui proses bioteknologi. “Ini adalah peluang besar bagi Indonesia untuk mengubah paradigma limbah menjadi sumber daya,” tambahnya.


Keragaman Genetik dan Konservasi
Sementara itu, Dr. Evert Y. Hosang dari UKAW Kupang mengajak peserta untuk mengenal lebih dalam keragaman hayati Indonesia, khususnya di Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia menyebut Indonesia sebagai negara mega biodiversitas nomor dua dunia setelah Brasil, dengan 10% spesies bunga, 12% mamalia, 16% reptil, dan 17% burung dunia ada di Indonesia. “55% tanaman bunga di Indonesia bersifat endemik, artinya hanya ada di lokasi tertentu dan tidak menyebar luas,” jelasnya.
Evert juga membahas ancaman terhadap biodiversitas, seperti penebangan hutan, kebakaran lahan, dan eksploitasi berlebihan, serta pentingnya konservasi melalui metode insitu dan eksitu, seperti bank gen dan kebun raya. Ia mengajak mahasiswa untuk berkontribusi dalam inventarisasi dan karakterisasi sumber daya genetik lokal agar dapat dilindungi secara hukum dan dimanfaatkan untuk pengembangan varietas tanaman baru yang tahan hama serta produktif.
Bioteknologi Kritis di Era Omik
Dr. Freedy Karwur, membawa perspektif bioteknologi modern dengan fokus pada pendekatan “directed evolution” dan teknologi omik. Ia menjelaskan bagaimana keanekaragaman genetik dapat diciptakan di laboratorium untuk menghasilkan enzim atau mikroba dengan karakteristik unggul, seperti termostabilitas atau flavor tertentu pada produk fermentasi.
Namun, Karwur mengingatkan pentingnya sikap kritis terhadap perkembangan bioteknologi. “Kemajuan teknologi ini luar biasa, tetapi kita harus sadar bahwa biodiversitas adalah karya alam yang tidak semata untuk memenuhi keinginan manusia. Tanpa sikap kritis, kita bisa merusak sistem hayati,” tegasnya. Ia juga menyoroti integrasi data omik—seperti genomik, proteomik, dan metabolomik—untuk mempercepat inovasi bioteknologi yang berkelanjutan.
Antusiasme Peserta dan Harapan ke Depan
Kuliah umum ini dihadiri oleh dosen, mahasiswa, dan peserta daring, dengan antusiasme tinggi terlihat dari sesi diskusi yang direncanakan usai pemaparan. Koordinator acara, Melisa E.S. Ledo, S.Si., M.Biotech., menyatakan bahwa kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal bagi mahasiswa untuk menggali potensi biodiversitas lokal dan mengaplikasikannya melalui bioteknologi ramah lingkungan.



Acara ditutup dengan penampilan tarian Ovalangga dari Pulau Rote oleh mahasiswa UKAW, menambah semarak kegiatan yang tidak hanya kaya ilmu tetapi juga budaya. Kuliah umum ini menjadi bukti komitmen UKAW dalam mendukung pendidikan dan penelitian yang selaras dengan pelestarian lingkungan dan inovasi teknologi.
More Stories
Perpustakaan UKAW Kupang Ikuti Konferensi Internasional Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia ke-4 di Jakarta
UKAW Kupang dan SMK Kolbano Gelar Pelatihan Konstruksi Jaring Anakonda untuk Budidaya Rumput Laut di Perairan Sulit
Seminar Nasional UKAW Kupang Tekankan Integrasi Sains dan Sosial untuk Pendidikan yang Berkelanjutan