UKAW

UNIVERSITAS KRISTEN ARTHA WACANA

UKAW Kupang dan SMK Kolbano Gelar Pelatihan Konstruksi Jaring Anakonda untuk Budidaya Rumput Laut di Perairan Sulit

​“FPIK UKAW akan terus memberikan pendampingan dan mengembangkan program inovasi berkelanjutan ke depan,” tutup Dr. Wilson.

KUPANG – Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang menjalin kerja sama dengan SMK Negeri Kolbano, Kecamatan Kolbano, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), untuk menggelar kegiatan inovatif. Pada Sabtu, 4 Oktober, FPIK UKAW mengadakan Pelatihan Pembuatan Konstruksi Jaring Anakonda untuk Budidaya Rumput Laut di Perairan Berarus dan Ombak Keras bagi siswa-siswi SMK Kolbano.

Ketua penyelenggara kegiatan, Dr. Wilson L. Tisera (bertopi), yang juga Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang, memberikan bimbingan kepada siswa-siswi SMK Negeri Kolbano saat praktik pembuatan konstruksi jaring Anakonda untuk budidaya rumput laut di pesisir Kolbano.

​Pelatihan ini diikuti oleh pelajar dari Program Keahlian Perikanan, baik jurusan Budidaya maupun Pengolahan Hasil Perikanan, dengan didampingi oleh tiga guru pendamping, yakni Soleman M. Kaddi, S.Pd., Nehemia Neolaka, S.Pi., dan Marlies M. Samadara, S.Pi.

​Inovasi Jaring Anakonda: Solusi Budidaya di Perairan Ekstrem

​Ketua penyelenggara kegiatan, Dr. Wilson L. Tisera, yang juga menjabat sebagai Dekan FPIK UKAW, menjelaskan bahwa rumput laut merupakan komoditas unggulan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang krusial bagi pendapatan asli daerah dan kesejahteraan masyarakat pesisir. Namun, potensi besar di banyak wilayah NTT belum termanfaatkan optimal karena kondisi perairan yang berarus kuat, berombak besar, dan adanya serangan biota pemangsa seperti ikan dan penyu.

​“Inovasi metode Jaring Anakonda ini dirancang khusus oleh tim Rumput Laut FPIK UKAW untuk menjawab tantangan tersebut. Konstruksi ini terbukti mampu digunakan di perairan berarus dan berombak keras, sekaligus melindungi rumput laut dari serangan biota pemangsa. Selain itu, bahan yang digunakan ramah lingkungan karena meminimalkan penggunaan plastik yang berpotensi menjadi limbah,” papar Dr. Wilson.

​Ia menegaskan bahwa lokasi pesisir selatan Kabupaten TTS, seperti Kolbano, Bitan, dan Banli, memiliki potensi besar untuk pengembangan budidaya rumput laut. Dengan penerapan teknologi Jaring Anakonda, diharapkan akan terjadi peningkatan pendapatan masyarakat serta perbaikan kualitas lingkungan pesisir.

​Mencetak Pelaku dan Penggerak Budidaya Rumput Laut

​Lebih lanjut, Dr. Wilson berharap pelatihan praktis ini dapat menumbuhkan pengetahuan dan keterampilan bagi siswa-siswi SMK Negeri Kolbano. Harapannya, mereka mampu menjadi pelaku, penggerak, dan motivator dalam pengembangan budidaya rumput laut di wilayah pantai selatan TTS.

​“FPIK UKAW akan terus memberikan pendampingan dan mengembangkan program inovasi berkelanjutan ke depan,” tutup Dr. Wilson, sambil menyampaikan apresiasi kepada Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia atas dukungan pendanaan melalui Program Hilirisasi Riset – Pengujian Model dan Prototipe Tahun 2025.

Sumber: disadur dari https://rri.co.id/kupang/daerah/1887583/fpik-ukaw-latih-siswa-kolbano-budidaya-rumput-laut

UKAWKupang #SMKKolbano #RumputLautNTT #JaringAnakonda #InovasiPerikanan #FPIKUKAW #BudidayaRumputLaut #TimorTengahSelatan #Kolbano #HilirisasiRiset

Share