UKAW

UNIVERSITAS KRISTEN ARTHA WACANA

UKAW Kupang Dampingi BUMDes Konbaki Tingkatkan Kualitas dan Daya Saing Madu Hutan

“UKAW berkomitmen untuk hadir di tengah masyarakat, bukan hanya dalam bentuk penelitian, tetapi juga pendampingan yang memberikan dampak langsung. Pendampingan di Desa Konbaki ini adalah bagian dari misi UKAW untuk membangun desa yang tangguh dan berdaya saing melalui ilmu pengetahuan,” ungkap Prof. Godlief

KUPANG, KUPANGNEWS.COM – Desa Konbaki di Kecamatan Polen, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) menyimpan potensi besar dalam produksi madu hutan alami. Namun, potensi tersebut belum dikelola secara optimal akibat lemahnya tata kelola, sanitasi, serta teknik pengemasan produk.

Herry Aprilia Manubulu, S.Sos., M.Si., Ak dan Gabriela E. Hetharia, SP., M.Sc melatih peserta memproduksi madu yang higienis di Aula Desa Konbaki, Jumat (19/9).

Melihat kondisi ini, Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang melalui tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) turun tangan untuk melakukan pendampingan bagi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Konbaki. Tujuannya, meningkatkan kualitas, higienitas, dan daya saing madu hutan lokal agar mampu menembus pasar yang lebih luas.

Kegiatan pelatihan bertajuk “Penguatan Ekonomi Masyarakat Desa Melalui Optimalisasi Pengolahan Madu Hutan di Desa Konbaki, Kecamatan Polen, Kabupaten Timor Tengah Selatan” digelar di Aula Desa Konbaki. Hadir sebagai narasumber, Herry Aprilia Manubulu, S.Sos., M.Si., Ak. dari Fakultas Ekonomi UKAW dan Gabriela E. Hetharia, SP., M.Sc. dari Fakultas Pertanian UKAW. Peserta kegiatan terdiri dari perangkat desa, pengurus BUMDes, pemuda pemanen madu, serta ibu-ibu rumah tangga.


Strategi Pemasaran dan Pengelolaan Keuangan

Dalam sesi materi, Herry Manubulu menekankan pentingnya pengelolaan keuangan dan strategi pemasaran yang profesional untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap BUMDes.

“Pemasaran bukan sekadar menjual produk, tetapi membangun citra dan kepercayaan konsumen terhadap kualitas madu lokal. Media sosial dapat menjadi alat promosi efektif untuk memperkenalkan proses produksi higienis dan manfaat madu,” ujarnya, Jumat (19/9).

Herry juga mendorong BUMDes agar memperluas jaringan pemasaran melalui kerja sama dengan supermarket, toko oleh-oleh, serta memanfaatkan marketplace daring. Menurutnya, pelaporan keuangan yang transparan dan tertib akan meningkatkan kepercayaan masyarakat serta mitra usaha.

Herry Aprilia Manubulu, S.Sos., M.Si., Ak melatih peserta memproduksi madu yang higienis di Aula Desa Konbaki, Jumat (19/9)

Selain itu, ia memberikan pelatihan praktis tentang cara menghitung harga jual madu berdasarkan biaya produksi, pengemasan, dan distribusi agar usaha tetap menguntungkan tanpa memberatkan konsumen. Ia juga menyoroti pentingnya desain kemasan yang menarik dan sesuai standar pasar sebagai daya tarik produk.

“Dengan manajemen keuangan yang profesional dan strategi pemasaran yang kreatif, produk madu Konbaki dapat menjadi sumber kesejahteraan baru bagi masyarakat,” tambah Herry.


Kualitas, Sanitasi, dan Teknik Produksi

Sementara itu, Gabriela E. Hetharia menyoroti aspek teknis pengolahan madu, mulai dari sanitasi, proses panen, hingga pengemasan.

“Keberhasilan usaha madu tidak hanya diukur dari banyaknya produksi, tetapi dari kualitas dan kebersihan produk. Sanitasi menjadi hal utama yang harus dijaga agar mutu madu tetap terjamin,” tegasnya.

Ia menjelaskan bahwa pemanenan madu sebaiknya dilakukan saat sarang lebah sudah tertutup lilin tipis, menandakan madu matang sempurna. Setelah dipanen, madu harus disaring, disimpan di wadah bersih dan tertutup rapat, serta dijauhkan dari sinar matahari langsung agar kandungan antioksidannya tidak rusak.

Madu Konbaki dalam kemasan dan siap dipasarkan.

Gabriela juga menekankan pentingnya kemasan yang higienis dan menarik. “Kemasan bukan hanya pelindung produk, tetapi juga identitas dan alat promosi,” katanya. Ia mendorong petani madu Konbaki melakukan analisis harga jual yang adil agar dapat bersaing di pasar lokal maupun regional.

“Potensi madu Konbaki sangat besar. Yang dibutuhkan sekarang adalah tata kelola yang baik dan kesadaran petani untuk menjaga kualitas. UKAW hadir untuk memastikan potensi itu benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat,” ujarnya.


Dukungan Pemerintah Desa

Sebelum kegiatan berlangsung, tim UKAW melakukan koordinasi dengan perangkat Desa Konbaki yang diterima oleh Samgar Y. Tasoin, Kepala Urusan Umum Desa Konbaki, dan Yano R. Maubanu, Kepala Seksi Pelayanan.

Samgar menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini karena mampu meningkatkan pengetahuan petani madu tentang proses panen bersih, penerapan standar sanitasi, hingga pengemasan yang menarik.

“Kami menyambut baik kegiatan ini karena membantu petani memahami tahapan pengelolaan madu yang benar, dari panen hingga pengemasan,” ujarnya.

Sementara Yano Maubanu menambahkan bahwa pelatihan ini menjadi momentum penting bagi pengurus BUMDes yang baru dilantik untuk mengembangkan unit usaha madu.

“Selain teknis produksi, petani juga perlu memahami aspek pemasaran dan analisis harga jual madu sesuai kualitas produk dan kondisi pasar,” katanya.


UKAW Dorong Sinergi Kampus dan Desa

Kegiatan ini juga mendapat apresiasi dari Rektor UKAW, Prof. Dr. Ir. Godlief F. Neonufa, MT., yang menilai kegiatan di Konbaki merupakan bentuk nyata kontribusi universitas dalam mendukung kemandirian ekonomi masyarakat pedesaan.

“UKAW berkomitmen untuk hadir di tengah masyarakat, bukan hanya dalam bentuk penelitian, tetapi juga pendampingan yang memberikan dampak langsung. Pendampingan di Desa Konbaki ini adalah bagian dari misi UKAW untuk membangun desa yang tangguh dan berdaya saing melalui ilmu pengetahuan,” ungkapnya.

Prof. Godlief menambahkan bahwa kegiatan PKM seperti ini menjadi wadah bagi dosen dan mahasiswa untuk menerapkan ilmu secara praktis di lapangan sekaligus memperkuat sinergi antara kampus, pemerintah, dan masyarakat.

“Kami berharap kegiatan ini menjadi langkah awal untuk pengembangan produk unggulan desa berbasis potensi lokal, seperti madu hutan Konbaki, agar dapat menjadi ikon ekonomi berkelanjutan,” pungkasnya.


Kegiatan PKM UKAW Kupang di Desa Konbaki ini menunjukkan komitmen perguruan tinggi dalam mengembangkan potensi ekonomi lokal melalui pendekatan edukatif dan kolaboratif, demi terwujudnya desa mandiri dan berdaya saing.

Disadur dari: https://www.kupangnews.com/daerah/416676173/potensi-besar-tata-kelola-lemah-ukaw-turun-tangan-perbaiki-kualitas-madu-desa-konbaki?page=all

Share