KUPANG, 22 September 2025 – Tim Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang menghadirkan terobosan dalam budidaya rumput laut bagi masyarakat pesisir. Melalui pelatihan intensif di Desa Onansila, Kecamatan Semau Selatan, Kabupaten Kupang, tim memperkenalkan teknologi budidaya “Anakonda” untuk mengatasi berbagai kendala tradisional yang selama ini membelit para pembudidaya.

Kegiatan yang melibatkan Kelompok Pembudidaya Rumput Laut “SEHATI” ini dipimpin langsung oleh Rockie R. L. Supit, SPi, MSi, bersama anggota tim Jofret Umbu Peku Djawang, S.AB, MM, dan Wilson L. Tisera, SPi, MSi, Ph.D. Narasumber Alfred G.O. Kase, SPi, MSi, Ph.D., dalam pemaparannya menekankan bahwa inovasi menjadi kunci untuk mengoptimalkan potensi besar budidaya rumput laut di Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Potensi Kabupaten Kupang sangat besar dengan garis pantai 442,52 km, namun metode tradisional yang selama ini digunakan justru membatasi produktivitas,” jelas Alfred G.O. Kase. Ia memaparkan bahwa metode longline surface yang umum dipakai rentan terhadap gelombang, predator, dan perubahan suhu, serta menyebabkan kehilangan bibit. Ditambah lagi dengan akses bibit yang sering terlambat, panen dini, dan penjemuran tidak higienis yang menurunkan mutu hasil akhir.
Tiga Solusi Inovatif
Untuk menjawab tantangan tersebut, PKM UKAW menawarkan tiga solusi terintegrasi:
- Teknologi Budidaya “Anakonda”: Alat ini memungkinkan pemanfaatan ruang air yang lebih efisien dan mengurangi risiko kehilangan bibit akibat patah atau dimakan predator seperti ikan dan penyu.
- Pelatihan Panen dan Pascapanen: Petani dibimbing untuk panen pada umur ideal (±45 hari) dan melakukan penjemuran secara higienis menggunakan dek penjemuran, bukan langsung di atas pasir atau kerikil.
- Penguatan Manajemen Usaha: Melatih pencatatan keuangan sederhana dan pengelolaan kelompok yang lebih baik untuk akses permodalan dan perluasan pasar.
Rockie R. L. Supit, Ketua Tim PKM, menegaskan bahwa pendekatan program ini holistik. “Target kami tidak hanya meningkatkan produksi, tetapi juga mendorong transformasi sosial-ekonomi. Petani tidak sekadar menjadi produsen, tetapi pelaku usaha yang mandiri dan berdaya saing,” ujarnya.
Dukungan terhadap SDGs dan Pemerintah
Program ini selaras dengan komitmen global dan nasional, seperti Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 1 (Pengentasan Kemiskinan), 8 (Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan Layak), 12 (Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab), dan 14 (Ekosistem Lautan). Selain itu, kegiatan ini mendukung Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) bidang kelautan serta Asta Cita Pemerintah.
Tidak hanya bagi masyarakat, lewat program ini juga mahasiswa yang terlibat mendapatkan pengalaman nyata setara 6 SKS. “Ini adalah laboratorium lapangan terbaik bagi mahasiswa untuk belajar sekaligus berkontribusi langsung bagi masyarakat,” tambah Rockie.
Dengan intervensi ini, diharapkan terjadi peningkatan signifikan pada produksi, mutu, dan nilai jual rumput laut Desa Onansila, yang pada akhirnya akan memperkuat ketahanan ekonomi keluarga dan komunitas pesisir.
More Stories
UKAW Kupang dan SMK Kolbano Gelar Pelatihan Konstruksi Jaring Anakonda untuk Budidaya Rumput Laut di Perairan Sulit
UKAW Kupang Dampingi BUMDes Konbaki Tingkatkan Kualitas dan Daya Saing Madu Hutan
BioExpo 2025: Reuni Alumni Program Studi Pendidikan Biologi UKAW Lewat NGOPI (Ngobrol Pintar) Bareng Alumni