Kupang, 2 Agustus 2025 – Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang terus memperkuat peranannya dalam pelestarian budaya lokal dan pemberdayaan masyarakat lewat kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) bertajuk “Pemberdayaan Perempuan Penenun dalam Upaya Pelestarian Budaya Tenun di Kampung Bonen, Kabupaten Kupang.”
Kegiatan ini difokuskan pada pelatihan peningkatan mutu tenun, pengorganisasian kelompok, dan manajemen pemasaran, serta berlangsung di Rumah Belajar Ume Halan, Desa Baumata, pada 25 Juli dan 1 Agustus 2025. Sebanyak 11 penenun perempuan dari Kelompok Pasuklo terlibat aktif dalam program ini.
Regenerasi Penenun sebagai Fokus Utama
Ketua Tim PkM UKAW yang juga adalah dosen pada Program Pascasarjana Teologi UKAW, Pdt. Dr. Mery L. Y. Kolimon, dalam sambutannya menyampaikan keprihatinan terhadap menurunnya jumlah penenun generasi muda di NTT:“Sebagian besar penenun saat ini berusia 50 hingga 80 tahun, dan yang termuda berusia 30 tahun. Artinya, satu generasi sudah tidak lagi menenun. Pelatihan ini penting bukan hanya untuk keterampilan, tetapi juga sebagai bentuk keadilan budaya bagi komunitas adat.”

Meskipun peserta pelatihan kali ini masih didominasi oleh perempuan usia dewasa, kegiatan ini dirancang sebagai langkah awal regenerasi penenun muda, dengan harapan ke depan akan melibatkan anak-anak dan remaja desa dalam proses pewarisan keterampilan menenun.
Kegiatan dimulai pukul 09.00 WITA dengan penyambutan adat sirih pinang, sebagai lambang penghormatan khas masyarakat Timor.

Apresiasi Lembaga dan Dukungan Komunitas
David Loba, S.Pd., M.Pd., Sekretaris Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) UKAW, secara resmi membuka kegiatan. Ia menegaskan pentingnya pelatihan sebagai bagian dari agenda transformasi sosial:
“Ini adalah salah satu dari tujuh program PkM UKAW tahun ini. Kami berharap kegiatan ini memberi dampak nyata bagi peningkatan mutu tenun dan penguatan ekonomi masyarakat adat di Dusun 4 dan 5, Desa Baumata.”
Transfer Ilmu oleh Praktisi Tenun Senior
Pelatihan teknis dipandu oleh Ibu Dorce Lusi dari Sanggar Tenun Ina Ndao Kupang, yang telah berkarya sejak 1991. Dalam sesi ini, peserta diajarkan:
- Teknik menggulung benang yang rapi dan seragam,
- Proses pewarnaan berbasis standar SNI,
- Teknik pengikatan pola dan penyusunan motif khas Timor.
“Saya berharap ibu-ibu peserta dapat membagikan keterampilan ini kepada anak-anak di rumah. Tenun bukan sekadar warisan, tetapi identitas budaya kita,” pesan Dorce, menggarisbawahi pentingnya regenerasi dalam keluarga.

Manajemen Usaha dan Pemasaran Produk
Pada sesi 1 Agustus, peserta dibekali dengan wawasan kelembagaan dan strategi pemasaran.
- Zet Ena, SE, MM menyampaikan materi tentang struktur dan pengorganisasian kelompok usaha.
- Alya Sjioen, SE, MM memfasilitasi sesi manajemen pemasaran produk tenun ke pasar lokal dan daring.
Keduanya merupakan dosen UKAW dan anggota aktif Tim PkM.
Kolaborasi Lintas Lembaga dan Masa Depan Tenun NTT
Kegiatan ini terselenggara melalui kolaborasi antara UKAW Kupang, Sanggar Tenun Ina Ndao, dan Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira), dengan dukungan penuh dari Kemendikbudristek RI.
Sebagai bentuk keberlanjutan program, LPM UKAW menegaskan komitmennya untuk terus mendampingi komunitas lokal dalam proses pelestarian budaya dan transformasi ekonomi melalui inovasi dan regenerasi pelaku usaha lokal.
“Kami ingin kegiatan ini menjadi awal dari gelombang baru penenun muda di NTT. Bukan hanya menjaga motif dan teknik, tetapi juga memperluas pasar dan memperkuat nilai produk sebagai kebanggaan lokal,” tutur salah satu fasilitator.
Rektor UKAW Kupang, Prof. Dr. Godlief F. Neonufa, MT, menyampaikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini dan menegaskan bahwa pelestarian budaya lokal adalah bagian integral dari visi universitas:
“Kami percaya bahwa pengabdian kepada masyarakat tidak hanya soal membagi pengetahuan, tetapi tentang menumbuhkan harapan. Tenun adalah wujud kearifan lokal yang harus diwariskan lintas generasi. Jika perempuan muda hari ini kembali menenun, maka mereka sedang membangun masa depan daerahnya sendiri.”

Rektor menambahkan bahwa UKAW akan terus mendorong kolaborasi lintas ilmu dan mitra untuk menciptakan dampak nyata, baik secara ekonomi, sosial, maupun budaya.
More Stories
UKAW Kupang dan SMK Kolbano Gelar Pelatihan Konstruksi Jaring Anakonda untuk Budidaya Rumput Laut di Perairan Sulit
UKAW Kupang Dampingi BUMDes Konbaki Tingkatkan Kualitas dan Daya Saing Madu Hutan
UKAW Kupang Dorong Transformasi Pendidikan Melalui Program PKM di SMP Kristen 1 Amarasi Selatan