
Pose pengurus PGRI Provinsi NTT bersama rektor dan keluarga besar UKAW di ruang rapat rektorat. (Senin, 25/10/2021).
WARTA PJKR | KUPANG – Pengurus PGRI Provinsi NTT menyambangi Universitas Kristen Artha Wacana, Senin (25/10/2021). Kehadiran Simon Petrus Manu dan rombongannya disambut langsung Rektor, Ayub U. I. Meko di ruang rapat rektorat.
Turut hadir dalam acara tersebut, Wakil Rektor III, Filmon M. Polin, Dekan FKIP, Andreas J. F. Lumba, Wakil Dekan I FKIP, Anggreini D. N. Rupidara, Wakil Dekan II, Eltina A. Maromon, Wakil Dekan III, Magdalena R. P. Wasak, dan Ketua Prodi PJKR, Jusuf Blegur.
Di awal lawatan pengurus PGRI, Simon turut serta mengangkut tiga pengurus lainnya. Mereka tak lain, Sekretaris Umum, Sarlota Koroh, Bendahara Umum, Susana Y. Neno, dan Anggota Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis, Isai Kause yang juga merupakan Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan SMA Kota Kupang.
Ada dua agenda besar yang dipercakapkan dalam kunjungan Simon dan rekannya. Pertama, organisasi guru ini mengenalkan berbagai struktur organ yang berpotensi bekerjasama dengan UKAW. Semuanya telah di atur dalam AD/ ART PGRI, sehingga perlu memperhatikan syarat dan ketentuan. Misalnya pengurus cabang khusus di UKAW. Dengan terbentuknya cabang, nantinya kerja-kerja organisasi guru kian efektif dalam upaya aktif membantu dan mendampingi guru-guru melakukan pengembangan diri.
Kedua, Simon juga memperjuangkan aspirasi sejumlah guru PJOK yang ingin menempuh pendidikan magister (S2). Ia memandang, selain peningkatan kompetensi, peningkatan kualifikasi juga amat penting. Ini tidak hanya menjawab kebutuhan para guru, tetapi juga berdampak langsung terhadap kualitas pembelajaran.
Memikul tanggung jawab Ketua Umum, Simon terus memperjuangkan karir dan masa depan guru-guru. Kebetulan, untuk S2 Pendidikan Olahraga belum ada di sekitar NTT. Sehingga ia dan pengurusnya selalu mencari mitra yang dapat mewadahi asa pengurus dan anggotanya agar bisa mengenyam pendidikan magister yang tidak melanggar ketentuan pemerintah.
“Kami sudah coba berkoordinasi dengan beberapa perguruan tinggi di wilayah NTT. Namun belum ada yang memberikan kepastian terhadap aspirasi rekan-rekan guru PJOK. Ada juga yang menyarankan untuk sekolah keluar dari wilayah NTT, namun terbentur regulasi, sehingga terhambat. Untuk itu, kehadiran kami hari ini sekiranya bisa mendapat jawaban baik dari UKAW,” ujar Simon.
Ayub menyambut positif lawatan dan agenda diskusi pengurus PGRI. Menurutnya kami dengan senang hati bersedia bekerjasama. Bentuknya ialah membuka cabang khusus PGRI di UKAW guna memperlancar komunikasi serta pendampingan peningkatan kompetensi guru-guru.
Lebih lanjut, alumnus Universitas Sam Ratulangi ini berseloroh. Kita menghasilkan guru, namun jarang atau bahkan tidak terlibat dalam organisasi yang mengurus guru. Jadi ini kesempatan baik. Kita segera berkoordinasi dengan FKIP agar menyiapkan SDM dan berbagai administrasi yang mendukung kerjasama kedua lembaga ini.
“UKAW segera membentuk pengurus cabang khusus. Sambil menunggu acara pelantikannya nanti, dalam waktu dekat kita dorong agar bisa membuat serangkaian kegiatan pengembangan kompetensi guru agar kehadiran dan kontribusi UKAW juga dapat dirasakan langsung oleh guru-guru. Tentu kita perlu dukungan dari pengurus PGRI NTT,” harap Ayub.
Bertalian agenda diskusi pembukaan program S2, UKAW sementara melacak dan menelaah regulasi-regulasi yang telah diterbitkan pemerintah. Ini bertujuan agar kelengkapan berkas dan SDM yang disiapkan lolos dan memenuhi standar. Alhasil, pekerjaan-pekerjaan lebih subtansi pada penyusunan dan pengembangan kurikulum S2 Pendidikan Olahraga yang menjadi ciri khas UKAW.
“Kita sementara menyiapkan berbagai pengembangan program studi di FKIP. Misalnya pembukaan Pendidikan Profesi Guru (PPG) maupun pendidikan magister. Walaupun belum di buka, namun upaya ini sudah kami lakukan,” kata Ayub.
Johni, selaku Dekan FKIP, menggambarkan arah pengembangan lembaga dengan memperkuat persiapan SDM guru-guru terlebih dahulu untuk menyongsong pembukaan S2 Pendidikan Olahraga. Ia mengajak agar pengurus PGRI dengan UKAW bisa terlebih dahulu mengadakan pelatihan-pelatihan yang mendukung pengembangan kompetensi guru untuk jangka pendeknya.
“Kita tentu perlu mempersiapkan SDM sebelum membuka program S2 Pendidikan Olahraga, namun dalam waktu dekat sebenarnya kita bisa mulai dengan berbagai pelatihan yang juga berorientasi pada pengembangan guru,” imbuh pelatih sepakbola berlisensi nasional ini.
Pembukaan Prodi S2 Pendidikan Olahraga sebenarnya telah menjadi asa banyak alumni untuk meningkatkan kualifikasi dan kompetensinya. Pun demikian, pembukaan ini setidaknya harus merujuk pada aturan Permendikbud nomor 3 dan nomor 7 tahun 2020. Dalam aturan itu, tercatat jelas penyelenggara wajib memiliki SDM dengan kualifikasi doktor yang berjumlah 5 orang. Termasuk dosen tetap dan dosen dengan perjanjian kerja.
Lewat kesempatan berharga itu, Jusuf juga menyampaikan apresiasi atas niat baik pengurus PGRI. Ia menyebutkan, kunjungan ini sebagai dorongan moril bagi kami agar segera membuka program S2. Kami selalu mendorong dan mendukung agar menambah koleksi dosen tetap berkualifikasi S3, tentu kompetensinya terukur. Apabila itu sudah terwujud, kita akan berupaya untuk mewadahi rekan-rekan guru untuk bisa menempuh pendidikan S2 di Kupang.
“Saat ini, kita baru memiliki 1 dosen dengan kualifikasi S3. Ada juga 2 rekan yang sementara menjalani pendidikan S3 di Universitas Negeri Jakarta. Apabila Tuhan berkenan dan segera kembali bergabung, maka kita bisa mempersiapan diri. Upaya lainnya, Prodi via kebijakan lembaga aktif mendorong Ibu/ Bapak dosen untuk kuliah S3. Dengan begitu, upaya pengembangan lembaga melalui PPG maupun Program Pascasarjana lebih mudah terjawab,” tutup Jusuf.
Luar biasa PJKR pasti bisa💪💪💪💪
Terima kasih atas dukungannya ya.
Luar biasa ukaw…lanjutkan ini yg kami tunggu
Terima kasih atas dukungannya Kawan.