
Pose bersama peserta pelatihan offline, mahasiswa semester 1, moderator, dan narasumber, Jusuf Blegur di Aula Utama Gedung O UKAW. (Selasa, 26/10/2021).
WARTA PJKR | KUPANG – Promosi kompetensi dan percepatan studi mahasiswa telah menjadi perhatian serius Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Kristen Artha Wacana. Ihwal inilah yang melatarbelakangi hadirnya kuliah umum dan pelatihan “Strategi goal setting dan assertiveness untuk percepatan studi mahasiswa” yang terselenggara pada Selasa (26/10/2021).
Kegiatan ini menyasar mahasiswa yang masih duduk di bangku semester 1. Cukup beralasan, agar mereka mendapatkan gambaran sekaligus memiliki visi dan komitmen pembelajaran yang berbasis pada waktu studi 7-8 semester. Sepanjang menjalani kegiatan belajar dan pola sosialisasi di tengah-tengah masyarakat, mereka patut selektif menggunakan waktu dan kesempatan secara kritis dan produktif guna mendukung percepatan studinya.
Catatan Warta PJKR, rerata waktu studi mahasiswa masih di atas semester 9 dan bahkan hingga ambang batas atas, yakni semeter 14. Sedangkan di bawah semester itu masih sangat minor. Semester 7 sendiri masih nihil. Padahal dengan berbagai kebijakan yang disiapkan lembaga, sangat mungkin mahasiswa wisuda di semester 7 dan 8. Kuliah umum dan pelatihan ini sekiranya dapat memantik mahasiswa agar mengoptimalisasi strategi goal setting dan assertiveness-nya.
Kegiatan model hybrid di buka langsung oleh Dekan FKIP, Andreas J. F. Lumba. Dalam sambutannya, eks juru gedor PERS Soe ini menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh Prodi PJKR. Johni juga menganjuri kepada para peserta agar dapat memperhatikan dengan baik materi dari awal hingga akhir.
“Isu ini amatlah penting karena memotret percepatan studi dari transdisiplin ilmu. Waktu studi yang cepat akan turut serta membantu mahasiswa untuk mencari kerja. Jangan sampai studinya lama, lalu bagaimana dengan kerjanya nanti?. Kita dorong, setelah kegiatan mampu menekan waktu studi mahasiswa hingga semester 11-14,” tegas Johni.
Kegiatan yang diketuai oleh Julian J. Leko ini memadukan 3 kepakaran yang berbeda. Aniq Hudiyah Bil Haq dari Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur yang membedah strategi goal setting. Muya Barida dari Universitas Ahmad Dahlan yang membedah assertiveness. Jusuf Blegur dari Universitas Kristen Artha Wacana yang memberikan pelatihan strategi menyusun goal setting dan assertiveness berbasis pada waktu studi 7-8 semester. Sedangkan yang memoderatori acara ialah Idewen Bell, mahasiswa semester VII, Prodi PJKR.
Mengawali penyampaian materi, Muya, mahasiswa Program Doktor Universitas Negeri Malang ini mengemukakan bahwa masalah sebagai stimulan yang membantu kita untuk melatih ketegasan. Lanjutnya, ada 7 strategi ketika menggunakan assertiveness. Kenali kebutuhan, jelas bagi orang lain, positiflah dalam berinteraksi, berusahalah melihat perspektif orang lain, tawarkan solusi untuk masalah yang muncul, berkolaborasi untuk memperoleh keutungan bersama, serta lihatllah, bahasa tubuh, kontak mata, ekspresi, dll.

Sesi selanjutnya, Aniq, Dewan Editor Jurnal Indigenous ini menekankan goal setting merupakan sesuatu yang ingi kita capai, bagaimana strategi kita?, lalu bagaimana kita mengukurnya?. Tujuan juga harus realisitik sehingga bisa dijangkau oleh kita. Apabila kita tidak bisa mencapai tujuan, akan membuat kita patah semangat. Tambahnya, kita semua ingin lulus cepat waktu, namun caranya bagaimana?, strateginya apa?

Ketua Prodi yang juga sebagai narasumber, Jusuf, berujar bahwa bila kita cermati program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka yang telah dirilis oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, salah satu pesan kritis yang perlu perguruan tinggi catat ialah percepatan waktu studi mahasiswa. Untuk itu, Prodi hadir melalui kuliah umum dan pelatihan goal setting dan assertiveness agar mahasiswa segera merancang waktu studinya dalam 7-8 semester serta mendiagnosis berbagai perilaku dan relasi sosial destruktif yang berpotensi menghambat percepatan studinya. Tentu mereka cepat wisuda, namun memenuhi kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja.
“Dengan waktu studi yang lebih cepat, mereka memiliki kesempatan yang lebih besar untuk berkarya di masyarakat. Termasuk memperkokoh pengalaman sebagai guru, wasit, maupun pelatih, mengambil bagian dalam tes CPNS, menjejaki jejaring sebagai entrepreneur, atau bahkan turut membantu pemerintah mengatasi angka pengangguran dengan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri,” harap penulis buku Soft Skills untuk Prestasi Belajar ini.

Menandai berakhirnya kegiatan, hadir di ruang O, Anggreini D. N. Rupidara. Wakil Dekan 1 FKIP tersebut mendukung tema yang didiskusikan dalam kuliah umum dan pelatihan. Ia lantas berpandangan bahwa setiap mahasiswa bisa merancang waktu studinya sehingga bisa wisuda dengan lebih cepat. Tentu amat mendukung nilai akreditasi.
“Ini tema yang baik. Adik mahasiswa disiapkan untuk dapat berkompetisi. Dengan adanya program MBKM, memberikan kesempatan keada mahasiswa untuk merancang keberhasilannya. Semester 1 sudah harus tahu apa yang perlu dipersiapan semester 2 dan seterusnya. Kalian menjadi titik balik untuk percepatan wisuda,” tutup Anggreini.
Selama sesi online, peserta yang terlibat sekitar 120 orang. Sedangkan untuk sesi offline, hanya dibatasi untuk 10 orang peserta karena mempertimbangkan protokol kesehatan.
Yes